Film Perang Amerika

Film Perang Amerika

The Bridge on the River Kwai (1957)

Sir David Lean adalah sutradara Inggris yang mampu menciptakan film-film epik. Ia mampu mengatur pemeran dalam jumlah besar (10.000 orang). The Bridge on the River Kwai (1957) menjadi film terbesar sepanjang masa dan juga menjadi salah satu film terbaiknya.

The Bridge on the River Kwai berkisah tentang tawanan perang Inggris yang dipaksa tentara Jepang untuk membangun jalur kereta api melintasi sungai Kwai. Namun, pasukan Sekutu berencana menghancurkannya. Film ini dibintangi William Holden dan Alec Guinness.

Alec Guinness berhasil memenangkan Academy Awards untuk Aktor Terbaik dalam film ini. Sedangkan Sir David Lean memenangkan Sutradara Terbaik dan Film Terbaik untuk The Bridge on the River Kwai. Reputasi film ini tidak pernah berkurang seiring berjalannya waktu, karena saat ini skor Rotten Tomatoes-nya mencapai 95 persen.

The Pianist (2002)

The Pianist adalah film berlatar belakang Perang Dunia II yakni invasi Jerman ke Polandia yang rilis tahun 2002. Film ini disutradarai oleh Roman Polanski dan dibintangi Andrian Brody, Thomas Kretschmann, Frank Finalay, dan Emilia Fox.

Diadaptasi dari novel karya Wladyslaw Szpilman, The Pianist sukses jadi film drama-biografi yang menarik perhatian penikmat film untuk menyaksiakan sisi lain dari invasi Jerman ke Polandia saat Perang Dunia II yang lalu.

Nah, itulah daftar 25 film perang terbaik yang bisa menjadi rekomendasi tontonan teman-teman Grameds di rumah. Apakah ada film yang ingin Grameds tonton? atau bahkan ada film favorit Grameds di atas?

Setiap film perang di atas memiliki cerita, gaya, dan nilai-nilainya sendiri, bahkan ada yang diadaptasi dari kisah nyata. Hal itu mungkin dapat menambah keseruan dalam menontn film perang.

Baca juga artikel terkait “Rekomendasi Film Perang” :

Nah jadi sekarang sudah tidak ada alasan lagi kehabisan stock film perang karena ternyata banyak list film perang yang bagus dan rekomended untuk ditonton. Jika Grameds tertarik dengan dunia film pasti tidak asing dengan hiruk pikuk dunia produksi film.

Berbicara soal film pasti tidak akan lepas dari bagaimana cara membuatnya sehingga bisa menghasilkan karya-karya film yang luar biasa bahkan menjadi legenda sepanjang masa.Barangkali ada film yang membuat Grameds menjadi terinsipirasi dan ingin membuat film yang sama berkualitasnya, Grameds bisa menciptakan karya dan tidak hanya menjadi penikmatnya saja.

Nah, jika Grameds tertarik untuk belajar membuat film bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di untukmencari referensi buku tentang membuat film. Bagi sebagain orang mungkin menganggap membuat film itu sulit dan rumit, tatapi hal tersebut bisa dipelajari dengan mudah. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia tentang cara membuat film yang rekomended untuk dibaca. Selamat belajar. #SahabatTanpabatas

Buat kalian yang suka film seru dan menegangkan, pasti punya banyak film favorit bergenre war atau perang. Selain menyuguhkan aksi-aksi spektakuler, film perang sering kali menyajikan drama dan alur cerita yang menarik disimak.

Kali ini kita akan mengulas sejumlah film perang terbaik berdasarkan rating IMDb dan jumlah vote. Coba simak 12 film perang terbaik di bawah ini, apakah sudah kamu tonton semuanya?

Dr. Strangelove (1964) - 8,4

Film Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb adalah yang paling lawas di antara daftar 12 film perang terbaik ini.

Film bergambar hitam putih ini berkisah tentang Jenderal Angkatan Udara AS, Jack Ripper, yang mengirimkan pesawat pengebomnya untuk menghancurkan Uni Soviet.

Aksi sang jenderal bisa membuat dunia berada di ambang bencana. Sebuah dewan perang mencoba menghentikannya sebelum terlambat.

Dr. Strangelove mendapatkan rating 8,4 dari 507 ribu votes di IMDb.

A Hidden Life (2019)

Visual dan sinematografi yang apik membuat film A Hideen Life layak masuk dalam daftar 25 film perang terbaik yang wajib ditonton.

Disutradarai oleh Terrence Malick, film ini bercerita tentang kisah petani dari Austria bernama Franz J Gerst Tter yang dieprankan oleh August Diehl menolak tunduk pada Nazi di Perang Dunia II.

Film ini rupanya diangkat dari kisah nyata Franz yang dilempar ke penjara karena penolakannya tersebut. Tayang pada 13 Desember 2019, film ini termasuk film perang yang ringan namun sayang untuk dilewatkan.

The Hurt Locker (2009)

Film yang dinobatkan sebagai film perang Timur Tengah terbaik adalah The Hurt Locker yang disutradarai oleh Kathryn Biglow.

Film yang tayang 2 Juni 2019 ini bercerita tentang William James yang diperankan oleh Jeremy Renner yang bertugas untuk memimpin kelompok tentara Amerika Serikat di Irak.

Cara memimpin James ini lah yang menjadi kisah seru dalam perjalanan perangnya sampai ia pensiun sebagai seorang tentara.

THE BATTLE OF JANGSARI (2019)

THE BATTLE OF JANGSARI merupakan rekomendasi film perang terbaik dari Korea Selatan yang menarik untuk diikuti. Film yang disutradarai oleh Kwak Kyung Taek dan Kim Tae Hoon ini berkisah tentang sekelompok mahasiswa yang terperangkap dalam kekejaman perang Korea.

Menariknya, cerita ini diambil dari kisah nyata 772 tentara mahasiswa yang ikut serta dalam Pertempuran Incheon.

Saya beruntung bisa menonton sekuel pertama Merah Putih ketika mendapat undangan press screening pada 3 Agustus 2009.  Pada waktu itu bagi saya Merah Putih pengobatan kerinduan terhadap film yang berlatar belakang perang kemerdekaan. Pandangan pertama jatuh hati.

Sebelumnya film terkait peristiwa revolusi yang saya tonton adalah Naga Bonar beberapa dekade sebelumnya, tepatnya pada 1987. Film situasi komedi yang menjadikan Deddy Mizwar jadi ikonik ini juga meninggalkan kesan mendalam, bersetting perjuangan laskar Sumatera Utara menghadapi tentara Belanda.

Pertama, Merah Putih ini berbeda karena mengangkat isu pluralisme dalam laskar Indonesia yang benar-benar berupaya representasi se-Indonesia.

Jika Naga Bonar mengangkat kerja sama etnis Batak, Melayu, Jawa melawan Belanda sesuai dengan sejarah sosial daerah Sumatera Timur, jika Enam Jam di Djogja, Serangan Fajar dominan Jawa, maka Merah Putih tidak demikian.

Saya sebagai penonton berkenalan dengan Tomas (Donny Alamsyah) pemuda Minahasa yang Kristen, Dayan (Teuku Rinu Wikana) pemuda Bali beragama Hindu, Amir (Lukman Sardi) pemuda santri desa dari Jawa, Marius (Darius Sinathrya) pemuda kota yang arogan.

Lima sekawan ini bertemu ketika mengikuti latihan militer di sebuah barak di kawasan Semarang Jawa Tengah.  Lalu ada tokoh Senja (Rahayu Saraswati) sebagai resprentasi para perempuannya. Settingnya pada 1947 sebelum Agresi Militer Belanda I.

Tidak mudah mempersatukan beragam manusia berlatar belakang budaya berbeda yang sudah terkotak akibat kolonialisme terungkap dalam dialog-dialog.

Thomas sempat dicurigai karena banyak orang Minahasa yang menjadi KNIL. Padahal Tomas menyaksikan orangtuanya dibantai tentara Belanda.

Dayan misalnya disindir, bahwa banyak bule di Bali. Tetapi dengan enteng dia menjawab: "Pulau kami adalah yang terakhir yang dijajah Belanda".

Bagi mereka yang mengikuti sejarah Indonesia mengetahui bahwa Bali baru dikuasai Belanda setelah perang puputan di bagian selatan pulau itu pada 1906-1908.

Lihat Film Selengkapnya

Industri film komersial masih dalam tahap awal ketika Amerika Serikat menyatakan perang melawan Spanyol pada 1898. Perkembangan teknologi di bidang perfilman pun semakin maju. Berita perang tidak lagi terbatas pada surat kabar cetak atau gambar statis, tetapi adegan peperangan bisa disaksikan secara langsung di layar lebar.

Dampak perang terhadap film dokumenter bisa dirasakan secara langsung, tapi para pembuat film tidak ingin hanya sebatas merekam perang secara langsung, mereka ingin membuatnya kembali. The Fugitive (1910) karya D.W Griffith, tentang Perang Saudara Amerika, pun tayang pada 1910. Diikuti The Birth of a Nation (1915) karya D.W Griffith yang berlatar Perang Saudara Amerika juga.

Perang pun menjadi bagian dari sinema film sejak saat itu. Beberapa orang memang mengkritik dampak buruk film perang terhadap mental seseorang, tetapi ada juga yang mendukung film perang sebagai bagian dari sejarah umat manusia.

Bisa kamu jadikan tontonan bermanfaat di akhir pekan, beberapa rekomendasi film perang terbaik sepanjang masa menurut kritikus ini bagus banget, lho. Bikin kamu tercengang!

Baca Juga: 10 Film Perang dengan Adegan Aksi Paling Realistis, Menegangkan!

1917 (2019) dirilis 102 tahun setelah perang yang dicatatnya (Perang Dunia I). Sebelum Perang Dunia I, atau Perang Besar sebagaimana yang disebut saat itu, perang hanya terjadi pada suku, negara, dan budaya. Namun, pada akhir 1910-an, seluruh dunia terlibat dalam peperangan.

Pertempuran ini meluas dari Eropa hingga Timur Tengah yang melibatkan banyak negara dalam konflik tersebut. Ini pun bukan sekadar cakupan Perang Besar, tapi juga pengenalan teknologi canggih ke garis depan. Menyebabkan kehancuran yang belum pernah terjadi dan tidak terbayangkan sebelumnya.

Sutradara Sam Mendes menciptakan kembali perspektif tentang perang ini dalam film 1917. Ia menciptakan kisah kepahlawanan yang inspiratif sekaligus menggambarkan kengerian perang dengan sangat jelas. 1917 bercerita tentang dua tentara Inggris yang harus menyampaikan pesan di dalam wilayah musuh untuk menyelamatkan 1.600 prajurit, termasuk salah satu saudara prajurit tersebut.

1917 terbukti sukses di kalangan kritikus dan penonton film. Film perang ini memperoleh skor positif di Rotten Tomatoes, yakni 89 persen. 1917 juga menghasilkan keuntungan 37 juta dolar AS atau setara Rp588 miliar setelah penayangannya di Amerika, dan memenangkan penghargaan dari Golden Globes, AFI, dan Producers Guild of America.

Christopher Nolan adalah salah satu penulis sekaligus sutradara modern paling terkenal. Setelah sukses dalam genre superhero (trilogi Dark Knight), Interstellar (2014), dan Inception (2010), Nolan beralih haluan pada tantangan terbesarnya, yakni film perang.

Pertempuran Dunkirk adalah perang cukup menarik karena Inggris kalah dalam pertempuran tersebut. Walaupun begitu, pertempuran ini menginspirasi dunia karena berhasil mengevakuasi 338.000 tentara dari pantai Prancis. Christopher Nolan pun membuat film Dunkirk yang bisa dibilang sangat berisiko dibandingkan dengan film-film Nolan lainnya. Pasalnya, tidak adanya bintang utama dan sebagian besar sejarah pertempuran ini terlupakan, terutama di Amerika (tidak seperti Pearl Harbor).

Meskipun begitu, Warner Bros. Studios sangat yakin dengan kemampuan Christopher Nolan dalam menggarap film tersebut. Warner Bros. Studios bahkan menggelontorkan 100 juta dolar AS atau setara Rp1,5 triliun untuk film ini. Dunkirk dirilis di tengah persaingan berat dengan film superhero yang sedang booming. Namun, studio film ini yakin bahwa nama Christopher Nolan dan latar Perang Dunia II mampu bersaing dan menjadi daya tarik penonton.

Sesuai dengan keyakinan studio, karya Christopher Nolan memang tidak pernah mengecewakan. Dunkirk memperoleh skor 91 persen di Rotten Tomatoes. Film ini juga mampu meraih 189 juta dolar AS atau setara Rp2,9 triliun di AS dan 526 juta dolar AS atau setara Rp8,3 triliun di seluruh dunia. Sutradara Quentin Tarantino bahkan memilih Dunkirk sebagai salah satu film favoritnya.

FROM UP ON POPPY HILL (2011)

Poster FROM UP ON POPPY HILL (credit: imdb.com)

Selanjutnya, ada rekomendasi film perang dunia 2 yang tak kalah menarik. Pasalnya, film ini dikemas dalam bentuk anime dan berlatar belakang kota Yokohama tahun 1963. Secara garis besar, film berjudul FROM UP ON POPPY HILL ini bercerita tentang siswa SMA yang tengah dimabuk cinta.

Kisah dimulai oleh sekelompok siswa Yokohama yang berjuang untuk menyelamatkan clubhouse sekolah agar tetap berdiri selama persiapan untuk Olimpiade Tokyo 1964. Saat di sana, Umi dan Shun ternyata memiliki ketertarikan. Secara bertahap cinta pun tumbuh di antara mereka. Namun, cobaan pun datang secara tiba-tiba. Meski begitu, mereka tetap berjalan untuk menghadapi masalah tersebut.

Nah, mereka sendiri adalah generasi pertama Jepang yang baru usai Perang Dunia II. Generasi ini berusaha untuk mendapatkan masa depan yang lebih layak sehingga tidak trauma terhadap masa lalu.

Jojo Rabbit (2019)

Jika Grameds suka film bergenre komedi maka wajib nonton film perang garapan Taika Waititi ini. Film Jojo Rabit bercerita tentang Jojo yang diperankan oleh Roman Griffin Davis yang sangat mengagumi Nazi, bahkan sampai memiliki teman khalayan sesosok Adlof Hitler yang diperankan Taika Waititi dengan tingkah konyol.

Konflik masalah mulai terjadi ketika sang ibu kedapatan menyembunyikan gadis yahudi yang diperankan Thomasin McKenzie di loteng rumah.

DARKEST HOUR (2018)

Poster DARKEST HOUR (credit: imdb.com)

Film DARKEST HOUR juga masuk dalam daftar rekomendasi film perang lainnya. Film ini menceritakan tentang Winston Churchill dengan latar belakang perang Britania Raya tahun 1940. Winston Churchill yang merupakan Perdana Menteri Inggris tersebut dihadapkan oleh pilihan sulit pada saat itu.

Dia harus memilih apakah harus berdamai dengan Jerman yang saat itu dipimpin oleh Adolf Hitler atau melanjutkan peperangan tersebut. Ketegangan, hingga politik memenuhi film ini. Hingga, film DARKEST HOUR ini memiliki jalan cerita yang seru dan sayang banget untuk kalian lewatkan.

Poster FURY (credit: imdb.com)

Dan rekomendasi film perang terakhir ada film berjudul FURY tahun 2014 silam. Film ini bercerita tentang seorang tentara Amerika yang diperankan oleh Brad Pitt. Ia berada di medan perang pada saat Perang Dunia II untuk melawan Jerman.

Sosok tentara Amerika ini memiliki sebuah tank M4A3E8 Sherman bernama 'Fury'. Dalam sebuah misi, tank tersebut rusak parah, akan tetapi masih dalam keadaan yang hidup. Namun, konflik mulai terjadi ketika ada perdebatan mengenai apakah pasukan tersebut akan meninggalkan fury atau tidak.

Inglourious Basterds (2009)

Film Inglourius Basterds tayang pertama kali pada 16 Oktober 2009 yang disutradarai oleh Quentin Tarantino.

Film ini berkisah tentang sekelompok yang ingin membalas dendam pada tentara Yahudi dengan membuatnya ketar-ketir.

Misi ini dipimpin oleh Lt. Aldo Raine yang diperankan oleh Brad Pitt yang harus membunuh tentara Jerman sebanyak-banyaknya dan tentunya menghabisi Adolf Hitler.